Geometri Analitik, juga disebut geometri koordinat dan dahulu disebut geometri Kartesius, adalah pembahasan geometri menggunakan prinsip-prinsip aljabar menggunakan bilangan riil. Biasanya, sistem koordinat Kartesius diterapkan untuk menyelesaikan persamaan bidang, garis, garis lurus, dan persegi, yang sering dalam pengukuran 2 atau 3 dimensi. Seperti yang diajarkan di buku pelajaran sekolah, geometri analitis dapat dijelaskan dengan sederhana: terfokus pada pendefinisian bentuk bangun dalam bilangan dan menjadikan sebagai sebuah hasil perhitungan. Hasil perhitungan dapat diasumsikan sebagai sebuah vektor atau bangun. Bagaimanapun juga beberapa output numerik juga membentuk vektor.
Geometri analitik merupakan kajian terhadap obyek-obyek geometri dengan menggunakan sistem koordinat yang diulas menggunakan konsep dan prinsip aljabar dan analisis. Perkembangan geometri analitik dimulai dengan kehadiran bentuk baru persamaan (equation) Bentuk baru persamaan tersebut memungkinkan untuk mengklasifikasikan kurva berdasarkan derajat (degree). Kurva berderajat satu adalah garis lurus (straight lines), kurva berderajat dua merupakan irisan kerucut (conic sections), dan kurva berderajat tiga dinamakan kurva kubik (cubic curves).
Geometri analitik merupakan kajian terhadap obyek-obyek geometri dengan menggunakan sistem koordinat yang diulas menggunakan konsep dan prinsip aljabar dan analisis. Perkembangan geometri analitik dimulai dengan kehadiran bentuk baru persamaan (equation) Bentuk baru persamaan tersebut memungkinkan untuk mengklasifikasikan kurva berdasarkan derajat (degree). Kurva berderajat satu adalah garis lurus (straight lines), kurva berderajat dua merupakan irisan kerucut (conic sections), dan kurva berderajat tiga dinamakan kurva kubik (cubic curves).
Pada awal abad ke-17 merupakan awal terciptanya geometri analitik oleh Rene Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-1665). Descartes (sekitar tahun 1637) menggunakan
bentuk baru persamaan tersebut untuk mengubah masalah-masalah geometri menjadi
masalah aljabar menggunakan koordinat sehingga dapat diselesaikan dengan
manipulasi aljabar. Pengubahan tersebut dilakukan berdasarkan relasi antara
himpunan titik-titik yang berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bilangan
riil. Sebuah titik dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan riil (x,y).
Descartes dalam bukunya Geometry (La Geometrie) menggunakan pertama kali
bentuk sumbu koordinat untuk menganalisis sebuah kurva secara aljabar, seperti
terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 1. Diagram pertama yang digunakan Descartes untuk menganalisis
kurva secara aljabar
(Sumber : Smith & Latham, 1957 : 50)
Dalam bukunya,
Descartes (Smith & Latham, 1957) menuliskan “I choose a straight line, as AB, to attach to refer all its points…and in AB I choose a point A at which to
begin the investigation… Then I draw
through C the line CB parallel to GA. Since CB and BA are unknown and
indeterminate quantities, I shall call one of them y and the other x.”
Pernyataan Descartes tersebut mendeksripsikan mengenai sumbu koordinat x dan y. Selanjutnya Descartes menggunakan
persamaan aljabar yaitu
untuk mengidentifikasi kurva tersebut.
Terlihat pada gambar 1, kurva EC yang dinyatakan oleh persamaan tersebut
memiliki bentuk hiperbola. Diagram tersebut menjadi awal penggunaan sistem
koordinat Cartesius. Penamaan sistem koordinat ini dilakukan untuk menghormati
karya pemikiran Rene Descartes.
Ide awal geometri analitik adalah penyajian kurva sebagai
persamaan, yang selanjutnya dikembangkan untuk memperluas berbagai teknik
manipulasi aljabar sehingga dari persamaan tersebut diperoleh informasi
mengenai kurva. Descartes telah menunjukkan bahwa setelah suatu masalah
geometri diubah menjadi masalah aljabar maka persamaan tersebut diselesaikan
untuk memperoleh penyelesaian masalah geometri. Perkembangan tersebut
memungkinkan penyelesaian berbagai masalah kompleks dan menghasilkan bidang
kajian baru dalam matematika yaitu kalkulus dan trigonometri, yang selanjutnya
menjadi dasar perkembangan sains dan teknologi modern.
Geometri analitik
diaplikasikan dalam berbagai ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Sejak tahun
1985, geometri analitik digunakan oleh para ilmuwan untuk menyelesaikan masalah
kriptografi yaitu untuk menuliskan pesan dalam kode rahasia. Ilmuwan biologi
menggunakan geometri analitik dalam bidang spektroskopi. Di bidang geografi,
geometri digunakan untuk membuat peta, pengidentifikasian latitude dan
longitude, serta pengembangan global
positioning system (GPS). Para ahli di bidang teknik sipil menggunakan
geometri analitik untuk menggambarkan bangunan atau jembatan serta melakukan
perhitungan berkaitan dengan bobot yang dapat ditanggung bangunan atau jembatan
tersebut.
Gambar 2. Contoh aplikasi geometri analitik dalam kehidupan
nyata
Di bidang pemrograman komputer, juga menggunakan
geometri analitik untuk mengembangkan perangkat mouse, permainan video, animasi dan pengolahan citra digital
seperti diperlihatkan dalam gambar berikut ini.
Gambar 3. Contoh aplikasi geometri analitik dalam bidang
grafika komputer
Gambar di atas memperlihatkan proses manipulasi
bentuk geometri pada pembuatan film animasi Monster,Inc yang dilakukan dengan
bantuan perangkat lunak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar