Konsep titik diperkenalkan dalam geometri Euclid
sebagai elemen yang tidak didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang.
Euclid mendefinisikan titik dalam buku I - Element
yaitu “a point is that which has no part”. Geometri Euclid hanya
membahas sifat titik yang diam/tetap, sedangkan geometri analitik juga menelaah
sifat-sifat titik yang bergerak seperti yang terjadi di alam. Misalnya sebuah
bola yang menggelinding pada permukaan bidang miring dapat dinyatakan sebagai
sebuah titik yang bergerak sehingga titik tersebut mengalami perpindahan
tempat. Posisi bola saat di bagian atas tidak sama dengan posisi bola saat
berada di pertengahan bidang. Proses menelaah sifat titik-titik di berbagai
posisi tersebut maka dibutuhkan bantuan aljabar untuk menyatakan posisi titik
dalam suatu simbol tertentu.
Metode yang digunakan
untuk menunjukkan posisi sebuah titik pada sebuah bidang mirip seperti teknik
menggambar peta. Posisi suatu tempat pada permukaan bumi dinyatakan oleh
koordinat peta yaitu derajat lintang (arah utara atau selatan) dan derajat
bujur (arah timur atau barat). Posisi acuan untuk koordinat bujur-lintang
tersebut yaitu Kota Greenwich di Inggris. Perhatikan gambar dan penjelasan di
bawah ini. Misalkan kurva NGAS adalah meridian utama, kurva AWBE adalah garis
ekuator, dan titik G adalah kota Greenwich maka posisi kota P dapat dinyatakan
sebagai koordinat peta apabila derajat AB dan BP diketahui. Andaikan AB = 70° dan BP = 45° maka posisi P dinyatakan sebagai 70° bujur timur dan 45° lintang utara.
Geometri analitik
menyederhanakan koordinat peta tersebut dengan menggunakan dua garis lurus
berpotongan untuk menggantikan kurva meridian dan kurva ekuator. Titik potong
kedua garis dijadikan sebagai titik acuan biasanya dinyatakan sebagai titik O.
Posisi titik P dinyatakan oleh panjang ruas garis BP yang sejajar dengan garis
sumbu X¢X dan panjang ruas garis AP yang sejajar garis sumbuYY¢. Panjang ruas garis BP sama dengan panjang ruas garis
OA.
Panjang ruas garis AP sama dengan panjang ruas garis OB. Sehingga titik P dapat
dinyatakan berada pada posisi sejauh panjang OA dan OB terhadap titik O.
Dua buah titik
berbeda akan berada pada posisi yang berbeda. Jarak kedua titik tersebut dapat
ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan dengan sebuah ruas garis.
- Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
- Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB.
- Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras :
Titik-titik pada
sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria tertentu dinamakan
kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat dinyatakan sebagai
suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat
dinyatakan sebagai x2 + y2 = 1. Secara geometris, hanya
titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran tersebut yang memenuhi
kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x2 + y2 =
1. Teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems)
sebagai berikut.
Teorema 1.1
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d
dari sebuah titik P adalah sebuah
lingkaran berpusat di titik P dengan
ukuran panjang jari-jari d
Teorema 1.2
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d
dari sebuah garis l adalah
sepasang garis-garis sejajar yang masing-masing berjarak d dari garis l
Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q
adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular
bisector).yang tegak lurus terhadap
ruas garis dan membagi menjadi dua
bagian sama besar
Teorema 1.4
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua
garis yang sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis diantara keduanya dan sejajar
dengan kedua garis tersebut.
Teorema 1.5
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua
garis yang berpotongan yaitu l1 dan l2, adalaha sepasang ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar
sudut-sudut yang yang dibentuk garis l1 dan l2
Teorema 1.6
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua
sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang membagi dua sudut tersebut (bisector of angle)
Teorema 1.7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah
lingkaran konsentris (concentric circles)
adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran tersebut dan
berada tepat di tengah keduanya
Teorema 1.8
Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu dari sebuah
lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak tersebut merupakan
sebuah pasangan lingkaran konsentris, di mana masing-masing kedudukan titik
tersebut berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.
Teorema 1.9
Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu dari
suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut merupakan sebuah
lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan saling konsentris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar